Fesyen adalah cerminan budaya yang terus berkembang, dan hanya sedikit tren yang bisa menangkap dinamika ini dengan lebih baik dibandingkan konvergensi streetwear dan fesyen kelas atas. Selama dekade terakhir, kebangkitan gaya yang terinspirasi retro telah memainkan peran penting dalam mengaburkan batas-batas tersebut, menciptakan ruang di mana gaya kasual bertemu dengan gaya busana dengan cara yang dapat diterima lintas generasi.
Kebangkitan Retro dalam Angka
Pasar mode global bernilai $1,7 triliun pada tahun 2022, dengan sebagian besar berasal dari pakaian jalanan dan koleksi yang terinspirasi gaya vintage. Pakaian jalanan sendiri menguasai sekitar 10% pasar, didorong oleh konsumen muda. Menurut survei yang dilakukan Hypebeast dan PwC, 70% responden mengatakan eksklusivitas dan nostalgia adalah faktor utama dalam pembelian fesyen mereka, hal ini menunjukkan mengapa estetika retro tetap begitu menarik.
Gaya retro, ditandai dengan warna-warna berani, cetakan grafis, dan potongan vintage, memanfaatkan kerinduan kolektif akan keakraban dan keaslian. Ketika Gen Z dan milenial merangkul masa lalu melalui pakaian mereka, merek-merek mewah ternama seperti Gucci, Louis Vuitton, dan Dior dengan mulus memasukkan elemen retro ke dalam koleksi mereka, menggabungkan keahlian kelas atas dengan daya tarik jalanan.
Saat Jalan Bertemu Luxe
Kemitraan antara streetwear dan fesyen mewah bukan lagi hal yang inovatif—seperti yang diharapkan. Kolaborasi seperti Supreme x Louis Vuitton dan Adidas x Prada telah menentukan bagaimana budaya jalanan berintegrasi dengan fashion kelas atas. Kolaborasi ini memadukan eksklusivitas dengan aksesibilitas, menciptakan karya-karya yang dapat dikenakan dan merupakan simbol status.
Elemen retro adalah inti dari gerakan ini. Kaus bergambar yang mengingatkan kita pada kemeja band tahun 1980-an, baju olahraga dengan garis-garis tebal yang mengingatkan kita pada pakaian olahraga tahun 90-an, dan topi bucket yang berasal dari era keemasan hip-hop kini menjadi bahan pokok di runway dan gaya jalanan. Tren ini menawarkan rasa nostalgia sekaligus merayakan individualitas.
Mengapa Retro Berhasil
Munculnya gaya retro lebih dari sekadar tren sementara; ini mencerminkan pergeseran budaya yang lebih dalam. Di dunia yang dipenuhi dengan teknologi dan perubahan yang serba cepat, estetika retro memberikan kenyamanan dan koneksi ke masa-masa yang lebih sederhana. Sejarawan mode Valerie Steele mencatat, “Masa lalu adalah sumber daya yang dapat ditafsirkan ulang tanpa henti untuk mendapatkan makna baru.”
Fenomena budaya ini juga menguntungkan. Pasar pakaian bekas, yang didorong oleh permintaan akan barang antik asli, diperkirakan akan mencapai $77 miliar pada tahun 2025, menurut ThredUp. Sementara itu, merek kontemporer yang meniru tampilan vintage—seperti kemeja band yang tersedia di Backstage Originals—memanfaatkan nostalgia sekaligus menawarkan aksesibilitas modern.
Keberlanjutan dan Gerakan Retro
Tren retro sejalan dengan semakin meningkatnya penekanan pada keberlanjutan dalam dunia fesyen. Belanja barang antik dan koleksi yang terinspirasi gaya retro mendorong penggunaan kembali dan penggunaan kembali pakaian, sehingga mengurangi dampak lingkungan dari industri ini. Sebuah laporan dari McKinsey menyoroti bahwa 65% konsumen menganggap keberlanjutan sebagai faktor penting ketika melakukan pembelian pakaian, sehingga semakin memperkuat posisi gaya retro dalam lemari pakaian modern.
Apa Selanjutnya untuk Pakaian Jalanan Retro dan Mode Kelas Atas?
Ketika gaya retro terus mendominasi pasar pakaian kelas atas dan pakaian jalanan, batasan antara kategori-kategori ini kemungkinan akan semakin kabur. Berharap untuk melihat lebih banyak kolaborasi, koleksi kapsul yang terinspirasi gaya vintage, dan fokus yang lebih kuat pada praktik berkelanjutan.
Gaya retro tidak lagi sekadar mengacu pada masa lalu; ini adalah pernyataan tentang masa depan mode—tempat inklusivitas, nostalgia, dan keberlanjutan menyatu. Baik itu peragaan busana kelas atas atau jalanan kota, karya-karya yang terinspirasi retro merayakan individualitas sekaligus menyatukan para penggemar mode dalam kecintaan mereka terhadap masa lalu. Munculnya gaya retro membuktikan bahwa yang lama menjadi baru lagi, dan akan tetap ada.
Nantikan berita & pembaruan terkini lainnya Glamor Besok!